Fitoplankton : Si Tulang Punggung Laut
Gambar hasil pengamatan
fitoplankton secara mikroskopik
(Sumber: https://www.sailorsforthesea.org)
Fitoplankton
adalah tumbuhan yang tersebar secara luas di seluruh dunia dengan jumlah yang
banyak. Meskipun memiliki ukuran yang sangat kecil, fitoplankton sangat penting
bagi laut dan planet kita.
Deskripsi fitoplankton
Fitoplankton
adalah tanaman berukuran mikroskopis yang pergerakannya hanya mengikuti arus
air. Kebanyakan fitoplankton merupakan organisme unisel dan memproduksi energi
kimia dari cahaya yang disebut dengan proses produktivitas primer. Fitoplankton
memiliki peran penting dalam siklus nutrien, jaring-jaring
makanan dan memiliki kontribusi yang signifikan pada produktifitas primer di
sistem akuatik.
Fitoplankton
berdasarkan pada ukurannya dibagi dalam tiga tipe yaitu:
- Pikoplankton adalah fitoplankton berukuran 0.2-2 µm
- Nanoplankton adalah fitoplankton berukura 2.0-20 µm
- Mikroplankton adalah fitoplankton berukuran 20-200 µm
Fitoplankton
diklasifikasikan sebagai mikroalga dan meliputi spesies dari beberapa divisi
yaitu Cyanophyta (alga biru-hijau), Chlorphyta (alga hijau), Pyrrhophyta
(dinoflagelata), Cryptophyta, Chrysophyta dan Bacillariophyta (termasuk diatom).
Faktor yang mempengaruhi
kondisi Fitoplankton
Cahaya
Fotosintesis
merupakan proses dimana energi solar dikonversi menjadi energi kimia. Proses
ini melibatkan produksi karbohidrat dari karbon dioksida dan air dengan merilis
oksigen sebagai produk hasilnya. Fitoplankton
mengandung beberapa tipe pigmen berbeda yang membantu dalam proses
fotosintesis. Pigmen tersebut meliputi klorofil a dan b (hijau), karotenoid (kuning
dan oranye) dan fikobilin (merah dan biru).
Fitoplankton
akan mengalami kondisi produktivitas terbaik ketika berada dalam lingkungan
dengan pencahayaan optimal dan kondisi nutrien yang memadai. Dengan
ketersediaan nutrien, pertumbuhan dan produktivitas fitoplankton akan meningkat
berbanding lurus dengan peningkatan jumlah cahaya hingga suatu level kebutuhan cahaya
terpenuhi. Pada titik ini, fotosintesis berada pada kondisi maksimum (Pmax).
Fitoplankton
hanya mampu melakukan fotosintesis pada zona fotik (bagian perairan dimana
sinar matahari masih bisa berpenetrasi). Namun, pada zona fotik kebanyakan
nutrien akan habis karena digunakan oleh fitoplankton dan organisme lainnya.
Kedalaman optimal produktifitas fitoplankton terjadi pada kedalaman dimana
sinar matahari masih berpenetrasi pada titik kelimpahan nutrien yang tinggi,
sehingga produktifitas primer tertinggi tidak terjadi tepat di bagian atas
permukaan air.
Perubahan
cuaca terkait panjang-pendeknya siang hari juga mempengaruhi produktifitas
fitoplankton, khususnya pada daerah lintang menengah dan tinggi. Pada daerah
lintang tinggi, biomasa fitoplankton akan melimpah selama bulan-bulan di musim
panas karena peningkatan jumlah paparan sinar matahari.
Suhu
Tingkat reproduksi fitoplankton sangat berhubungan dengan suhu. Tingkat
maksimum pembelahan sel meningkat dua kali lipat ketika terjadi peningkatan
suhu sebanyak 100C. Ambang batas atas pertumbuhannya juga ditentukan
oleh suhu –jadi, kalau suhunya meningkat 1000C bukan berarti
pembelahan sel meningkat hingga 10 kali lipat ya.
Beberapa spesies fitoplankton seperti diatom, Skeletonema costatum, mengalami peningkatan asimilasi nutrien
ketika suhu rendah, sehingga S. Costatum lebih
sering dijumpai ketika musim dingin. Perbedaan respon terhadap suhu oleh
spesies fitoplankton saat perubahan musim dapat ditunjukkan dengan komposisi
dan biomasa spesies.
Sirkulasi Air Laut
Dinamika (stabilisasi dan destabilisasi) sirkulasi air laut menghasilkan tingkat
produktivitas primer tertinggi di banyak estuari, pantai dan laut lepas. Periode
stabilisasi yang terjadi saat arus lemah menyebabkan peningkatan jumlah
fotosintesis dan pengambilan nutrien. Ketika destabilisasi (pergerakan arus
dengan cepat) terjadi pemindahan nutrien yang awalnya berada di zona dibawah
perairan menjadi bergerak ke zona fotik. Meskipun pada saat ini nutrien
melimpah di zona fotik, fotosintesis oleh fitoplankton akan berkurang karena
kurangnya penetrasi cahaya akibat meningkatnya kekeruhan air dan terbawanya
fitoplankton ke perairan yang lebih dalam. Siklus ini dapat menyebabkan
tersedianya nutrien selanjutnya bagi fitoplankton untuk tumbuh.
Pola sirkulasi sangat vital perannya dalam menyeimbangkan tingkat cahaya
dan ketersediaan nutrien untuk menjaga rasio produktifitas primer tetap tinggi di
sistem laut.
Nutrien
Meskipun fitoplankton memproduksi energi dari karbon dan air, mereka tetap
membutuhkan nutrien organik (vitamin) dan anorganik (nitrogen, silika, zat besi
dll) untuk tumbuh. Konsentrasi vitamin rendah di perairan dekat pantai namun vitamin
tidak membatasi pertumuhan fitoplankton karena fitoplankton hanya membutuhkan
sedikit vitamin.
Pada umumnya, pertumbuhan fitoplankton dibatasi oleh nutrien anorganik. Empat
logam trace (timah, besi, tembaga dan
mangan) adalah nutrien terpenting bagi fitoplankton. Dari keempat logam ini,
besi dan juga mangan berada pada kosentrasi yang cukup rendah untuk membatasi
pertumbuhan fitoplankton.
Komponen anorganik lain yang dibutuhkan oleh fitoplankton adalah silika,
nitrogen dan fosfor. Diantara ketiga komponen tersebut, nitrogen memiliki
konsentrasi yang paling rendah di perairan oseanik dan umumnya membatasi
pertumbuhan fitoplankton di air laut. Fosfat merupakan bentuk paling biologis
dari fosfor yang dimanfaatkan oleh fitoplankton. Nutrien jenis ini juga
ditemukan dalam konsentrasi yang rendah di sistem laut, dan pada beberapa kasus
tertentu dapat menjadi faktor pembatas yang sangat signifikan dalam pertumbuhan
fitoplankton. Nutrien terakhir adalah silika, silika yang digunakan dalam
struktur diatom dan silikoflagelata memiliki konsentrasi yang lebih tinggi
daripada nitrogen dan fosfor. Ketika terjadi blooming diatom, ketersediaan biologis dari silikon di alam dapat
berkurang.
Komposisi fitoplankton dapat berubah ketika terjadi fluktuasi nutrien
karena setiap taksa memiliki perbedaan kebutuhan akan nutrien.
Gambar
ilustrasi siklus karbon oleh Jack Cook dari Woods Hole Oceanographic
Institution
(Sumber:
www.whoi.edu)
Peran fitoplankton
Meskipun
memiliki ukuran yang sangat kecil, fitoplankton memiliki peran yang sangat
besar untuk ekologi laut, bahkan makhluk di bumi dan bumi itu sendiri.
Peran dalam
jaring-jaring makanan
Fitoplankton
adalah produsen primer di laut, titik awal dari jaring-jaring makanan yang
kompleks bagi organisme pelagis di laut. Fitoplankton akan dimakan oleh
zooplankton herbivora yang mengkonversi material tumbuhan pada fitoplankton
menjadi jaringan hewan pada rantai makanan selanjutnya hingga pada predator
puncak di laut. Fitoplankton juga secara langsung dapat menjadi produsen primer
bagi paus.
Peran dalam dunia
perikanan
Berhubungan
dengan perannya sebagai produsen primer, kelimpahan fitoplankton dalam suatu
area dapat mempengaruhi jumlah ikan pada area tersebut. Kondisi seperti
terjadinya upwelling adalah kondisi
yang menguntungkan bagi nelayan karena kelimpahan fitoplankton mengundang ikan
untuk datang.
Peran dalam siklus
karbon
Fitoplankton
menggunakan karbon dioksida dalam proses fotosintesis dan mereka memiliki
jumlah yang sangat banyak serta tersebar secara luas di bumi, fitoplankton
berperan dalam mengurangi banyak karbon dioksida di atmosfir. Organisme
mikroskopik ini bahkan mampu mengurangi karbon dioksida dalam jumlah yang sama
dengan seluruh tanaman terestrial. Saat oksigen dirilis sebagai hasil
fotosintesis, fitoplankton juga berperan dalam produksi oksigen secara global.
Fitoplankton: Si Tulang Punggung Laut
Siapa sangka si tumbuhan mikro bisa memberikan manfaat yang begitu besar bagi bumi? Ketahui lebih banyak tentang anggota dari botani laut pada bagian selanjutnya ya!
Materi ini saya dapatkan
dari dosen mata kuliah Biologi Laut Tropis (Botani) Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Brawijaya, Ibu Dr. Uun Yanuhar, M.Si.
wuih, berfaedah sekali dik. mantap!. lanjut menulis buat sharing ilmu donk dik. ditunggu tulisan terbarunya. silahkan kalo ada waktu mampir di blogku juga, hehehe
BalasHapus