Kawasan Konservasi Perairan

Salah satu gambar bawah laut di Kawasan Konservasi Perairan Bahamas
Sumber gambar : http://www.chipandco.com

Sebelumnya kita sudah membaca sedikit tentang keanekaragaman hayati laut di Indonesia serta ancaman bagi keanekaragaman hayati tersebut. Kali ini kita akan membahas mengenai Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Penerapan sistem KKP ini bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati.

Sejarah penerapan KKP di Indonesia dimulai dari keikutsertaan Indonesia dalam menandatangani komitmen untuk melindungi keanekaragaman hayati secara resmi pada tahun 1992 di Brasil. Sebagai bentuk tindak lanjut, dua tahun kemudian pemerintah menetapkan UU No 5 Tahun 1994 tentang ratifikasi Konservasi Keanekaragaman Hayati. Namun, sebenarnya penerapan sistem konservasi kawasan sudah dilaksanakan di Indonesia, yaitu adanya Taman Nasional Kepulauan Seribu dan Taman Nasional Komodo di tahun 1980. *Wilayah kawasan konservasi itu ada 3 ya, daratan, daratan bersama perairan dan seluruhnya merupakan wilayah perairan (laut).


Sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu menyamakan definisi untuk KKP. KKP merupakan wilayah di laut dengan batas-batas yang jelas yang dilindungi untuk mencapai tujuan tertentu, baik untuk perlindungan keanekaragaman hayati, perikanan tangkap atau perlindungan lokasi penting untuk pariwisata. KKP memiliki karakteristik yang paling mendasar, yaitu adanya suatu wilayah dengan status sebagai Wilayah Larang Ambil (WLA) atau sering disebut No Take Zone (NTZ). Nah di WLA ini, berlaku aturan untuk melarang seluruh aktifitas ekstraktif seperti pengambilan atau penangkapan ikan. Wilayah di KKP tidak hanya WLA, tetapi WLA adalah ciri paling penting dari KKP.

Gambar Kawasan Perlindungan Laut yang diambil dari Poster PHKA-TNC-USAID dan GAHAWISRI

Gambar di atas menunjukkan zona-zona yang ada di dalam suatu KKP. Ada zona untuk pemanfaatan dan zona untuk perlindungan. Dalam gambar dicontohkan untuk pemanfaatan ada kawasan untuk rekreasi serta menangkap ikan. Di zona ini, kita bisa bersenang-senang dan memanfaatkan lingkungan serta hasil laut –tapi tetap dengan cara lestari ya. Nah untuk zona WLA pada gambar ditunjukkan sebagai area perlindungan terumbu karang. Sudah tahu kan, terumbu karang itu kawasan favoritnya ikan. Semacam mall bagi kamu yang suka berbelanja, semacam perpustakaan bagi kamu yang senang membaca, semacam foodcourt bagi kamu yang senang makan, semacam kamar yang nyaman bagi kamu yang ingin beristirahat. Iya seperti itu memang. Bagi banyak biota laut, terumbu karang itu tempat untuk mencari makanan, tempat untuk berkembang biak, tempat untuk berlindung dari predator dan masih banyak lagi. Untuk ukuran WLA, 30% dari luas zona KKP adalah yang paling sering disarankan oleh Peneliti Perikanan dan Kelautan. Dimana, zona ini harus mencakup 30% dari habitat penting yang mendukung sumber daya ikan seperti terumbu karang, mangrove, lamun dan substrat dasar berpasir.

Mekanisme yang menyebabkan keuntungan pada KKP bagi perikanan adalah mekanisme spill over dan larval export.

Dalam zona WLA, ikan dapat berkembang dengan baik tanpa gangguan penangkapan, sehingga ikan yang ada di zona WLA umumnya memiliki densitas yang lebih tinggi dan ukuran yang lebih besar daripada ikan di luar zona ini. Banyak ikan yang tidak hanya mendiami satu tempat secara terus menerus. Begitu pula dengan ikan yang ada di zona WLA. Ketika dewasa mereka akan keluar dari zona tersebut. Keluar artinya berada di zona pemanfaatan yang bisa ditangkap oleh nelayan. Inilah yang dimaksud dengan mekanisme spill over.

Pada umumnya, ikan akan melakukan konsentrasi pemijahan di wilayah dengan arus relatif deras. Seperti reef promentory atau lokasi terumbu karang yang menjorok ke arah laut adalah salah satu lokasi yang sering diidentifikasi sebagai lokasi pemijahan ikan karang. Zona WLA akan meningkatkan potensi pemijahan, produksi telur dan larva yang lebih sehat. Pemijahan akan menyebabkan penyebaran sebagian telur dan larva ke luar wilayah larang ambil. Telur dan larva akan menetap, berkembang, tumbuh dan dewasa di luar WLA. Mereka akhirnya akan berkembang menjadi individu dewasa dan bisa ditangkap oleh nelayan. Inilah mekanisme larval export.

Posting-an kali ini sedikit lebih ya. Padahal masih banyak sekali materi tentang KKP.
Materi ini saya dapatkan dari mata kuliah Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dari Bapak Dewa Gede Raka Wiadnya J

Komentar

  1. Di kawasan konservasi berarti banyak ya ikan dan biota lainnya. terus boleh ga sih kita main atau wisata kesana ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar sekali mba @Kiki
      memang salah satu tujuan dari KKP adalah untuk menjaga keanekaragaman yang ada disana.
      pada kawasan KKP biasanya ada tempat (zona) yang diperuntukkan untuk pariwisata, tentunya diluar zona WLA.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Marine Botany

Ancaman Bagi Keanekaragaman Hayati Laut